Haranggaol

Non-welded Young Toba Tuff (YTT)

Batuan dinding YTT yang berada di Geosite Haranggaol

Middle Toba Tuff (MTT)

Panorama bentang alam di jalan menuju daerah Ds. Haranggaol, Simalungun, memperlihatkan dinding kaldera yang terdiri dari sekuen endapan YTT (kiri) dan MTT (kanan)

Haranggaol Dacitic Tuff (HDT)

Satuan endapan Tuff Dasitan Haranggaol/Haranggaol Dacitic Tuff (HDT) yang terlaskan, memperlihatkan gejala kekar kolom akibat proses pendinginan (gambar kiri). Tekstur ‘parataksitik’ pada endapan HDT (gambar tengah dan kanan), terbentuk akibat proses aliran, seretan dan pembebanan pada pengendapannya (parataxitic texture)

Singkapan Haranggaol Dacitic Tuff endapan HDT memiliki ciri khas karena bertekstuk ‘parataxitic’ yang terbentuk oleh batuapung yang memipih (‘bergaris-garis’) berwarna putih dalam masadasar tuf abu-abu (gambar). Tekstur ini dikenal sebagai parataxitic yang memanjang (kadang sampai 1 m), berbentuk spindle, sedikit vesikuler, batuapung yang berkesan terseret (fiame). Singkapan satuan batuan HDT ini terdapat pada dinding kaldera dekat Haranggaol dan di antara Haranggaol – Tigaras dan juga di permukaan danau dekat Binangara, dengan ketebalan mencapai 100 m dan memperlihatkan struktur tiang (columnar jointing). Batuan ini tersusun oleh phenocrysts plagioklas, piroksen orto-dan clinopyroxene, dengan kandungan SiO2 = 63-66%, menunjukkan bahwa HDT adalah bersusunan dasitan. Berdasarkan sebaran dan ketebalannya, Chesner dan Rose (1991) memperkirakan batuan ini memiliki kesetaraan (DRE) volume + 35 km3. Mereka menafsirkan HDT sebagai produk erupsi kaldera dari sebuah gunungapi-strato (strato volcano) andesitan, yang terjadi pada 1,2 Ma (fission- track, Nishimura dkk., 1977).

Haranggaol, Andesitic Lava

Andesitic Lava